Rabu, 08 Juni 2011

PESONA NUSA TENGGARA TIMUR ( I ) DANAU TIGA WARNA KELIMUTU

EKSOTIK KELIMUTU LAKE ENDE, FLORES


Suatu Penghargaan yang sangat membanggakan. Banyak versi yang cerita yang berkaitan seputar asal muasal danau kelimutu. Salah satunya yang pernah saya dengar dari penduduk sekitar kaki gunung Kelimutu adalah yang akan saya ceritakan kepada anda.


Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu. Pulau Flores menyimpan banyak kekayaan alam yang luar biasa indahnya. Pulau yang dijuluki 'NUSA NIPA' oleh masyarakat setempat, atau 'CABO DE FLORES' dari bahasa Portugis oleh M. S Cabot hingga akhirnya diresmikan Jenderal Hendrik Brouwer berkebangsaan Belanda pada tahun 1636 ini memang pantas disebut Pesona Dunia.Danau Kelimutu yang terletak di puncak Gunung Kelimutu ini masuk dalam rangkaian Taman Nasional Kelimutu. Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Koservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.





Gunung Kelimutu meletus terakhir pada 1886 dan meninggalkan tiga kawah raksasa berbentuk danau. Menurut Legenda dari masyarakat setempat, selain panorama dan keindahan alamnya, Kelimutu juga memiliki daya magis yang luar biasa sehingga masyarakat sangat meyakini adanya kehidupan lain dibalik misteri danau kelimutu. Disetiap kawah danau kelimutu tersebut memiliki makna yang mengandung kegaiban itu sendiri. Selain memiliki keanekaragaman hayati yang cukup bernilai tinggi, kelimutu juga memiliki keunikan dan nilai astetika yang menarik yaitu dengan adanya tiga buah danau berwarna dan berada dipuncak Gunung Kelimutu (1.690 meter dari permukaan laut). Danau pertama bernama Tiwu Ata Mbupu (danau arwah para orang tua). Masyarakat disekitar puncak Kelimutu (Desa Moni, Ko'a Nara) meyakini Tiwu ata Mbupu ini adalah danau yang dihuni oleh arwa para orang tua yang memberikan ketenangan dan kesuburan. Danau yang kedua bernama Tiwu Nuwa Muri Ko'o Fai (danau arwah muda-mudi. Danau ini dihuni oleh arwa para muda - mudi yang melambangkan cinta kasih yang tulus antara pria dan wanita. Danau ketiga bernama Tiwu Ata Polo (danau arwah para tukang tenung atau suanggi) Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik.

Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter. Ketiga warna ini mulai berubah sejak 1969 saat meletusnya Gunung Iya di Ende, dan perubahan warna itu pernah serupa. Air di salah satu tiga kubangan berwarna merah dan dapat menjadi hijau tua serta merah hati; di kubangan lainnya berwarna hijau tua menjadi hijau muda; dan di kubangan ketiga berwarna coklat kehitaman.



Kelimutu berasal dari kata 'KELI' yang berarti gunung dan 'MUTU' yang berarti mendidih. Masyarakat Lio pada umumnya sangat percaya bahwa setiap orang Flores yang sudah meninggal pasti akan bersemayam di sini, di antara ketiga kawah, danau Kelimutu, rumah kita sendiri. Beberapa flora yang dapat ditemui di sekitar danau antara lain Kesambi (Schleichera oleosa), Cemara (Casuarina equisetifolia) dan bunga abadi Edelweiss. Sedangkan fauna yang ada di
sekitar danau, antara lain Rusa (Cervus timorensis), Babi hutan (Sus sp.), Ayam hutan (Gallus gallus) dan Elang (Elanus sp.)


Pada saat - saat tertentu, masyarakat setempat melalui mosalaki sebagai kepala suku melakukan ritual khusus (sesajen) untuk memberih makan kepada arwah - arwah yang mendiami danau kelimutu. Hal ini di maksudkan untuk meminta kesuburan dan menjaga keselamatan warga yang tinggal di sekitar danau kelimutu. Untuk menguatkan bukti kegaiban danau kelimutu tersebut masyarakat yang tinggal di sekitar danau dengan bijak membuat sebuah Plang yang bertuliskan sebagai berikut;

Jangan mengambil sesuatu kecuali gambar (Indonesia)

ma'e medi mai rewo ta menga gambar foto (Lio)

dont take anything axcept picture (Inggris)


Jangan membunuh sesuatu kecuali waktu (Indonesia)

ma'e tau mata rewo ta menga nala/hibu (Lio)

dont kill anything axcept time (Inggris)



Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak (Indonesia)

ma'e welu tau rewo ta menga la'e/ola (Lio)

dont leave anything axcept step (Inggris)


Dari ibukota Propinsi NTT, yakni Kupang, pengunjung dapat menggunakan pesawat menuju kota Ende, di Pulau Flores, dengan waktu tempuh mencapai 40 menit. Setiba di Ende, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum berupa mini bus, menuju Desa Kaonara, yang berjarak 93 km, dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Dari Desa Koanara menuju Puncak Danau Kelimutu, wisatawan harus berjalan sepanjang 2,5 km.

Sebagai salah satu objek wisata andalan bagi pemerintah setempat, maka akomodasi di sekitar danau cukup diperhatikan. Di sekitar danau terdapat pondok jaga, shelter berteduh untuk pengunjung, MCK, kapasitas lahan parkir yang mampu menampung sekitar 20 mobil, serta beberapa losmen kecil bagi para wisatawan yang hendak menginap, juga beberapa restaurant.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar