Bangunan
kuno-bersejarah di Kota Malang Banyak yang menyebutkan bahwa awal
kehancuran Kota Malang yang dirancang dan bibangun pemerintah (Gemeente),
terjadi pada saat agresi ke dua sekitar tahun 1948. Kota yang tertata rapi
dengan hiasan taman dan bunga akhirnya hancur setelah peperangan. Bahkan pada
awal abad ke-20, Kota Malang sering disebut sebagai kota musim bunga bagi orang
Eropa. (Handinoto, 2004:22) Di Kota Malang, bangunan-bangunan kuno-bersejarah
yang masih ada dan belum mengalami banyak perubahan antara lain: Bundaran Air
Mancur (Bundaran Tugu) [1905] dan SMA Tugu [1914]; Bangunan Kembar pada
perempatan Raja Bally [1914]; Setasiun Kereta Api [1917]; Tugu Nasional
bunderan Tugu [1950]; SD Santa Maria (Nutrale eur Lagare School) [1914]; SMP
Santo Josep [1900-an]; Hotel Pelangi [1915]; Toko OEN [1914]; Klenteng Toa Pek
Tong [1900-an]; Alun-alun Kota Malang [1800-an ditetapkan sebagai alun-alun
1914]; Gedung Bank Indonesia [1916]; Gedung SMU Tugu Malang (Lyceum HBS School)
[1914]; Gedung Santa Maria [1900-an]; Masjid Jamik [1824]; Gedung Kantor Kas
Negara (Besturskantoor met Laskas En Trouwzaal) [1882]; Rumah Sakit Sawahan
(R.K Zienkenhuis) [1929]; Gereja R.K Kathedral di kawasan Ijen Boulevard
[1900]; Kolam Renang (Gemeentelijk Zwembad Sportpark) [1934 selesai renovasi
1937]; Gedung SMP Kristen (Christ MULO School) [1900-an]; Maconnieke Loge
(sebelum menjadi hotel sebagai RRI Malang) [1900-an]; Jembatan Brantas [1914];
Gedung Sekolah Cor Jesu (Zuster School) [1900-an]; Gereja Katholik Hati Kudus
Yesus [1887]; Gedung Balaikota [1905]. Bangunan yang hilang atau dibongkar
adalah Societit Concordia (tempat berdansa dan bermain sepatu roda) yang
menjadi perbelanjaan Sarinah, serta Hotel M&M, dan apotik tertua yang
sekarang menjadi Kantor BCA di Jalan Basuki Rahmat. Di samping itu, masih juga
terdapat beberapa bangunan-bangunan rumah tinggal yang masih bertahan di
kawasan yang menggunakan nama jalan gunung-gunung (Bergenbuurt) meliputi
perumahan tipe besar dan jenis Villa, kawasan yang menggunakan nama jalan
pahlawan-pahlawan (Orangebuurt), dan di kawasan yang menggunakan nama jalan
pulau-pulau (Eilandenbuurt) untuk perumahan kelas menengah ke bawah.